Pada artikel yang satu ini, akan dijelaskan tentang rangkuman kerajinan tekstil. Disini menemukan banyak informasi yang terdapat pada buku Kemendikbud RI keluaran resmi dan pemerintah.
Nusantara sejak zaman Prasejarah merupakan kawasan yang terdiri atas ribuan pulau. Letaknya diapit oleh Benua Asia dan Australia serta Samudera Hindia – Pasifik. Kepulauan ini sekarang lebih dikenal berdasarkan letak geografis tersebut Indonesia merupakan daerah khatulistiwa, dilintasi embusan angin musim Indo-Australia. Pada generasi muda, kepedulian dan kepekaan terhadap budaya Indonesia perlu ditanamkan sejak dini. Kelestarian budaya Indonesia ke depan tantangannya cukup berat.
Fungsi dan Prinsip Kerajinan Tekstil
Kerajinan merupakan bagian dari seni rupa terapan yang diartikan sebagai
proses produksi yang melibatkan keterampilan manual dalam membuat benda-benda
kebutuhan hidup yang dirancang untuk tujuan fungsional (kegunaan) serta
memiliki nilai keindahan.
Di bawah ini diuraikan berbagai tujuan dari produk kerajinan tekstil.
- Fungsi penghias, kerajinan yang dibuat semata-mata sebagai
hiasan pada suatu benda atau sebagai pajangan suatu ruang dan tidak
memiliki makna tertentu selain menghias. Contohnya hiasan dinding.
- Fungsi benda pakai, kerajinan yang dibuat berdasarkan tujuan
untuk digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari. Contohnya busana, tas, dan
aksesoris.
- Fungsi kelengkapan ritual, kerajinan yang mengandung simbol-simbol
tertentu dan berfungsi sebagai benda magis berkaitan dengan kepercayaan
dan spiritual. Contohnya ulos. Kain tenun tersebut yang dikenakan saat
upacara pernikahan, pemakaman, dan pesta adat lainnya.
- Fungsi simbolik, kerajinan tekstil tradisional selain sebagai
hiasan juga berfungsi melambangkan hal tertentu yang berhubungan dengan
nilai spiritual. Contohnya tapestri, tenun, dan batik yang dibuat dengan
motif simbolik.
Adapun prinsip kerajinan fungsi hias dan fungsi pakai hal-hal berikut.
1. Keunikan Bahan kerajinan
Sumber daya alam Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar
kerajinan tersedia sangat berlimpah. Sumber daya alam yang dihasilkan laut
berupa bebatuan, cangkang kerang, sisik ikan, tulang ikan, dan tumbuhan laut.
Sedangkan darat memiliki kekayaan alam di antaranya kayu, logam, bebatuan,
tanah liat, tumbuhan (serat), dan masih banyak lagi.
Bahan dasar yang digunakan sebagai kerajinan dapat berasal dari bahan alam
bahan buatan, bahan limbah organik, dan bahan limbah anorganik. Semua bahan
dapat diperoleh dari alam, maupun diolah sendiri, bahkan hingga memanfaatkan
bahan limbah yang ada di lingkungan sekitar.
2. Keterampilan Tangan
Dalam sejarahnya, istilah ‘ketukangan’ (keahlian tukang) atau perajin,
dahulunya merupakan proses kerja para tukang berkembang menjadi ‘kekriyaan’ (craftmanship).
Kesadaran material, (material consciousness) adalah kesadaran bekerja melalui
dan dengan peralatan yang ada pada kita. Dengan kata lain, kesadaran seorang
perajin untuk menghasilkan sesuatu yang berkualitas disertai kepekaan terhadap
apa yang terpaut dengan perkakas itu.
3. Unsur Estetik
Nilai estetik dalam karya kerajinan fungsi hias dan fungsi pakai dilihat
dari aspek bentuk, warna ragam hias dan komposisi. Dari segi bentuk disuguhkan
keberanekaragam bentuk sesuai fungsi yaitu sebagai produk hiasan, baik bentuk
dua atau tiga dimensi.
Produk kerajinan tapestry dibentuk berdasarkan pada proporsi, komposisi,
keseimbangan dan kesatuan, irama, serta pusat perhatian, sehingga dihasilkan
produk kerajinan yang harmonis.
4. Unsur Hiasan (Ornament)
Unsur hiasan (ornament) adalah unsur dekorasi yang dibuat dengan
berbagai cara di antaranya, dilukis, diukir, dan dicetak.
Ada dua jenis cara penerapan unsur hiasan pada produk kerajinan,
(a) hiasan pada permukaan produk, yaitu hiasan yang dibuat setelah produk kerajinan selesai dibuat,
(b) hiasan terstruktur yaitu pembuatan hiasan dibentuk sejak awal kerajinan dibuat sehingga
menyatu dengan produk itu sendiri.
Ragam hias merupakan identitas suatu daerah yang memiliki keunikan dan
karakteristik yang berbeda dari daerah satu dengan lainnya.
Jenis dan Karakteristik Kerajinan Tekstil
Jenis rancangan sebuah kerajinan tekstil dapat diwujudkan dalam kesatuan
bahan dan teknik. Sebelum menentukan sebuah kerajinan kita harus mengetahui
jenis dan krakteristik dari kerajinan tekstil.
Di bawah ini terdapat dua macam teknik dalam pembuatan kerajinan tekstil,
yaitu structural dan decorative.
1. Structural Technic
Structural adalah susunan
dari garis, bentuk, warna, dan tekstur dari suatu kerajinan
tekstil yang dibentuk dari bahan yang dijalin sesuai teknik
pembuatannya. Misalnya tas yang dibuat dengan teknik rajut.
2. Decorative Technic
Decorative (garnitur) adalah
sentuhan/perlakuan yang diberikan pada permukaan busana yang memberikan efek
visual dan memperindah penampilan. Misalnya tas kain katun yang dijahit, lalu
diberi hiasan dengan sulam pita.
Proses Produksi Kerajinan Tekstil
Kerajinan tekstil sebagai fungsi hias dibuat dengan tujuan sebagai berikut.
1. Untuk memenuhi kebutuhan.
Perajin telah mempertimbangkan tujuan dari pembuatan produk kerajinan
tekstil fungsi hias yaitu untuk penghias. Sementara produk kerajinan tekstil
fungsi pakai digunakan sesuai kebutuhan. Contoh hiasan dinding, fesyen,
aksesoris, dan elemen estetis interior.
2. Kerajinan tekstil hasil pengembangan
Kerajinan tekstil dengan fungsi hias dapat pula dibuat dengan memodifikasi
bahan dan teknik. Para perajin terkadang membuat inovasi pada produk kerajinan
mereka yang dinilai telah usang atau membosankan.
Tapestri
Para ahli antropologi menyatakan bahwa kegiatan menenun sudah ada sejak
500 SM, terutama di daerah Mesopotamia dan Mesir. Selanjutnya menyebar
ke Eropa dan Asia, terutama India, Turki, dan Cina. Oleh sebab itu,
wilayah itu sejak dahulu telah dikenal sebagai penghasil permadani yang
mendunia, baik dikerjakan dengan manual keterampilan tangan maupun
dengan mesin.
Bahan Pembuatan Hiasan Tapestri
- Benang tipis untuk lungsi
- Benang tebal untuk pakan
Alat Pembuat Hiasan Tapestri
- Kayu spanram yang diberi paku untuk benang
lungsi
- Batang kayu
Proses Pembuatan Tapestri
- Pembuatan lungsi pada pemidangan tenun
- Memasukkan benang pakan pada lungsi
- Mengganti warna pakan sesuai motif yang
diinginkan
- Jika ingin menggunakan teknik ria, caranya
demikian.
- Hiasan tenun serat hasil jadi setelah dilepas
dari pemidangan
- Hiasan tenun serat bentuk lain.
Batik
Dalam sejarahnya, secara magis pemilihan teknik rintang warna (resist
dyeing) pada batik ditujukan untuk mengundang keterlibatan roh pelindung guna
menolak pengaruh roh jahat. Para ahli meneliti berdasarkan lukisan-lukisan yang
ada pada dinding goa-goa di Indonesia. Kegiatan merintang warna ini sudah
dilakukan oleh manusia purba.
Teknik membatik merupakan media yang dapat mempresentasikan bentuk yang
lebih lentur, rinci, rajin, tapi juga mudah. Teknik batik tepat untuk
mempresentasikan bentuk-bentuk flora, fauna, serta sifat-sifat bentuk rumit
lainnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan uraian berikut:
1. Batik Pedalaman (Klasik)
Batik pedalaman adalah pengkategorian
batik yang berkembang di masa lalu. Dahulu pembatik-pembatik hanya ditemui di
daerah pedalaman. Selain itu, juga tidak sembarang orang dapat melakukan proses
pembatikan, sehingga jarang dijumpai di lingkungan masyarakat luas.
2. Batik Pesisir
Batik pesisir adalah batik
yang berkembang di masyarakat yang tinggal di luar benteng keraton, sebagai
akibat dari pengaruh budaya daerah di luar Pulau Jawa. Selain itu, adanya
pengaruh budaya asing seperti Cina dan India, termasuk agama Hindu dan Budha,
hal ini menyebabkan batik tumbuh dengan berbagai corak yang beraneka ragam.
Motif trumtum, merupakan lambang cinta kasih yang tulus tanpa syarat,
abadi, dan semakin lama semakin terasa subur berkembang (tumaruntum). Motif
bunga dan tumbuhan memiliki makna untuk selalu menjaga kelestarian alam.
Bahan Produksi Batik
Bahan utama yang digunakan dalam membatik adalah kain katun putih, malam,
dan zat pewarna sintetis atau alami.
- Kain putih
- Malam/Lilin
- Zat Pewarna Batik
Alat Produksi Batik
Canting
Kompor
Proses Pembuatan Batik
Dalam proses pembuatan batik dikenal ada tiga teknik, yaitu teknik cap,
teknik tulis, serta teknik campuran cap dan tulis. Batik dengan teknik cap
diperuntukkan dalam pembuatan batik dengan bentuk pengulangan motif.
Proses pembatikan dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Nganji
Pemberian kanji setelah kain dicuci. Kegiatan pemberian kanji dapat
dilakukan sesuai keinginan dan kebiasaan.
2. Ngemplong
Penghalusan permukaan kain dengan cara dipukul-pukul menggunakan alat
pemukul dari kayu agar kain tidak kaku dan mudah menyerap malam dan warna.
3. Nyungging
Membuat pola di atas kertas.
4. Njaplak
Menjiplak pola dari kertas ke kain.
5. Nglowong
Memberi lilin/malam pada kain sesuai pola.
6. Ngiseni
Memberi isian motif ke dalam pola besar.
7. Nembok
Penutupan pada bagian-bagian tertentu dengan malam agar tetap berwarna
putih saat dilorot.
8. Nyolet
Memberi warna dengan kuas atau kayu dengan ujung spon.
9. Nyelup
Memberi warna pada kain dengan pencelupan.
10. Mopok
Memberi isian pada latar belakang pola.
11. Nglorod
Membuang lilin/malam yang sudah tidak diperlukan lagi agar motif batik
terlihat.
12. Nanahi
Memberi isian dengan malam pada latar belakang pola.
Selanjutnya dapat dilakukan pencelupan warna terakhir dan pelorotan.
Sulam
Sulam biasa disebut juga dengan bordir, adalah hiasan yang dibuat di
permukaan kain atau bahan-bahan lain dengan jarum jahit dan benang. Saat ini
sulam telah dikembangkan dengan pita dan benang nylon yang tebal dan kaku. Kain
dan benang yang dipakai untuk sulaman berbedabeda menurut tempat dan negara.
Sejak ribuan tahun yang lalu, kain atau benang dari wol, linen, dan sutra
sudah dipakai untuk membuat sulaman. Selain benang dari wol, linen, dan sutra,
sulaman moder menggunakan benang sulam dari katun atau rayon.
Hasil akhir sulaman dapat dibedakan menjadi berikut ini.
- Sulam datar, hasil sulaman rata dengan
permukaan kain.
- Sulam terawang (kerawang), hasil sulaman
berlubang-lubang seperti menerawang.
- Sulam timbul, hasil sulaman membentuk tekstur
di permukaan kain sesuai motif yang dibuat.
Beberapa jenis sulaman yang berkembang kini sebagai berikut.
1. Sulam kepala peniti
Sulam kepala peniti merupakan sulaman dengan tekstur menyerupai kepala
jarum pentul yang berukuran kecil. Di Sumatra Barat, jarum pentul tanpa kepala
warna tersebut dinamai peniti.
2. Sulam bayang
Sulam bayang merupakan jenis sulaman dengan teknik penempatan kain yang
bertindih, kain warna diletakkan pada bagian dalam/bawah kain dasar sedangkan
sulaman dilakukan pada bagian atas kain dasar.
3. Sulam renda bangku
Sulam renda bangku merupakan jenis sulam yang memiliki fungsi sebagai renda
baju atau taplak dan lainnya. Di buat diatas bangku kecil berukuran bulat, maka
disebutlah sulaman renda bangku. Benang yang digunakan cenderung halus dan
kecil.
4. Sulam pita
Sulam pita menggunakan pita-pita dengan berbagai ukuran dan ketebalan yang
bervariasi. Sulaman ini menggunakan jarum sulam atau jarum kasur yang memiliki
lubang benang dengan berukuran besar.
Jahit Aplikasi
Menjahit adalah sebuah
kegiatan menyambungkan dua buah kain dengan menggunakan benang dan
jarum. Menjahit selalu dikatakan identik dengan pekerjaan perempuan.
Jahit aplikasi merupakan bagian dari teknik menjahit.
Jahit aplikasi adalah tehnik
menghias permukaan kain dengan cara menempelkan guntingan kain pada kain yang
berbeda warna dengan dasar kain, selanjutnya diselesaikan dengan jahit tangan
teknik sulam yang menggunakan tusuk hias feston. Adapun jenis-jenis jahit
aplikasi terdiri dari:
1. Jahit aplikasi standart (onlay)
Jahit aplikasi standard (onlay) adalah teknik membuat benda kerajinan
tekstil yang dikerjakan dengan cara membuat gambar pada kain,kemudian
digunting dan ditempel pada lembaran kain kemudian diselesaikan dengan
teknik sulam. Fungsi jahit aplikasi adalah untuk menghias permukaan
kain.
2. Jahit aplikasi pada potong sisip (inlay)
Jahit aplikasi potong sisip adalah teknik menghias permukaan kain yang dikerjakan
dengan melobangi bagian dasar kain yang telah digambari motif sesuai
dengan rencana. Kain yang sudah berlubang itu pada bagian belakang
ditempel kain yang berbeda warna dan diselesaikan dengan tusuk hias
festoon dapat juga dengan mesin bordir.
3. Jahit aplikasi pada potong motif
Jahit aplikasi potong motif adalah teknik menghias permukaan kain dengan
cara memotong motif yang ada pada kain, kemudian ditempel pada permukaan kain.
4. Jahit aplikasi pada lipat potong
Jahit aplikasi lipat potong adalah teknik menghias permukaan kain yang
dikerjakan dengan tangan atau mesin.
5. Jahit aplikasi pengisian
Jahit aplikasi dengan pengisian adalah teknik menghias permukaan kain yang
dikerjakan secara manual atau mesin. Caranya sama seperti pada jahit tindas,
bedanya pada penambahan potongan kain yang berbeda warna.
Alat Produksi Jahit Aplikasi
- Jarum jahit tangan dan jarum sulam
- Gunting
- Jarum pentul dan bantalan jarum
- Tudung jari dan alat pemasuk benang
- Pemidangan
- Pensil/kapur jahit
- Cukil/pendedel jahitan
- Seterika
Bahan Produksi Jahit Aplikasi
- Benang jahit atau benang sulam
- Kain bermotif atau polos dan kain felt
Proses Pembuatan Jahit Aplikasi
- Buat desain terlebih dahulu dengan
menggunakan gambar dengan pensil warna di atas kertas.
- Buatlah pita untuk bagian leher dan tempelkan
pada dasar kain. Jahit sekeliling kain dasar putih dan tempel pada bantal
biru dengan tusuk feston.
- Mulailah tempelkan bagian kepala boneka
beruang seperti mata, dan hidung.
- Buat pola sesuai desain. Gunting pola dan
tempelkan pada kain dasar. Jahitlah satu persatu dengan tusuk festoon
- Buatlah pita dengan bahan bermotif. Buat
kerutan melingkar dua susun. Pada bagian tengah sematkan kancing.
- Hasil akhir dari jahit aplikasi dengan bentuk
bantal sederhana.
Kemasan Produk Kerajinan Tekstil
Kemasan merupakan sentuhan akhir dari sebuah proses. Pada karya modifikasi
kerajinan dari bahan limbah organik, yang perlu diperhatikan adalah ukuran dari
karya.
Prinsip desain berkelanjutan tetap terus menjadi prioritas meskipun yang
dibuat adalah kemasan, perlu dipikirkan agar kemasa tidak langsung dibuang
namun dapat digunakan untuk fungsi lai oleh konsumen. Dengan demikian, penting
untuk memikirkan bentu kemasan yang manarik untuk dibuat.
Daftar Pustaka
Suci Paresti, Dewi Sri Handayani Nuswantari, Erny Yuliani, dan Indra
Samsudin. 2017. Prakarya SMP/MTs Kelas VII Semeter I. Jakarta : Pusat Kurikulum
dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Sumber : https://wirahadie.com
0 comments:
Posting Komentar